27
Oct
09

e-mosi

Pengaruh teknologi yang berkembang begitu cepat kadang-kadang membuat kita terlempar dari kesadaran
dan hanyut di dalamnya tanpa merasa perlu untuk berjuang berenang ke tepi untuk duduk sebentar
merenungkannya.

….
Saya terenyuh, kala ada teman yang berbincang seperti ini:
“Gue enakan sekarang kontak-kontakan ma bini gw pake BBM aja, lagian jatuhnya murah banget…”
Lanjutnya lagi “Daripada nelpon, buang-buang pulsa, sayang juga layanan gratisannya!”

*Terenyuh disini bukan berarti sedih karena saya belum bisa BBM-an juga hahahaha….

Lalu percakapan itu pun meluncur tentang kemudahan-kemudahan dalam komunikasi sekarang membuatnya lebih
up to date, lebih eksis kata anak sekarang (saya anak dulu berarti hahaha)
Saya bertanya-tanya tentang komunikasi yang lahir dalam bentuk abjad…yang mewujud dalam kata…lalu kalimat.
Apakah 26 huruf ini sanggup menjembatani semua pikiran untuk disampaikan kepada orang lain ?
Bagaimana dengan emosi, perasaan ?
Teman saya ini sambil ketawa ketiwi dan bangga menunjukkan koleksi emoticon-nya.

emoticon

Kalau ada yang belum up-date, saya akan kasih tau, buat saya emoticon itu berarti buletan warna kuning yang
diberi titik hitam dua, dan coretan yang menyerupai mulut. Lalu coretan tadi itu bisa berubah jadi garis lurus,
garis lengkung, lingkaran dan msih banyak yang lain
* update terbaru, malah buletin kuning ini sekarang dah punya tangan juga, yang bisa melambai-lambai.

Saya tidak anti terhadap itu.

Hanya saja, untuk menggantikan percakapan anak manusia  dan mengatasnamakan efisiensi – biaya dan mengubahnya menjadi barisan abjad dan simbol, itu yang kemudian saya pertanyakan.
Bagaimana sebuah komunikasi lewat suara (lengkap dengan intonasi, birama tertentu, cengkok, warna suara, emosi yang didalamnya)
lalu digantikan dengan buletan kuning itu.
Padahal ketika suara itu diperdengarkan, ada hormon-hormon dalam tubuh yang bereaksi terhadap itu, entah jika
itu berupa ungkapan yang positif maupun negatif
Saya masih ingat dulu ketika pertama kali menyatakan cinta dengan berhadapan muka, dan mengatakan kata-kata ajaib itu,
serasa meleleh dan gemetar secara bersamaan…
Apakah ketika sekarang, saya cukup mengirimkan buletan kuning yang bisa monyong-monyong bibirnya melambangkan
ciuman disertai tulisan “ilu”.
*hihihi…gak segitunya kalee dhan.

Judul tulisan ini e-mosi,
karena banyak yang sudah memindahkan emosi menjadi e-mosi, alias elektronik emosi.

Saya toh juga 🙂

Dan masih akan begitu mungkin :p

Ssemoga tidak berlebihan.

\(‘_’)/

cibubur.endoctober09


2 Responses to “e-mosi”


  1. 1 dhanisepti
    November 16, 2009 at 1:30 am

    sepertinya gitu teman 🙂

    trims dah mampir

  2. November 13, 2009 at 10:23 am

    lagi-lagi….karena ini soal rasa….bahkan aksara pun tidak cukup kaya untuk menggambarkannya.


Leave a comment


calendar

October 2009
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031